Hidrosferberasal dari dua kata yaitu hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Sehingga, kata hidrosfer dapat juga dipahami sebagai lapisan air yang menyelimuti bumi. Hidrosfer di bumi meliputi seluruh air di bumi yang terdapat pada sungai, danau, lautan, samudera, air tanah, salju atau gletser, waduk, dan uap air. Ilustrasi Proses Terjadinya Gempa. Foto bumi earthquakes merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi ketika energi batuan dilepas melewati batas elastisnya patah, sehingga gelombang energi merambat dan menjalar pada kulit bumi. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu gempa tektonik berupa tumbukan subduksi/geseran lempeng bumi, gempa vulkanik, serta gempa longsoran/ Proses Terjadinya Gempa. Foto Terjadinya Gempa BumiArtikel kali ini akan membahas proses terjadinya gempa bumi yang dapat dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya. Berikut tiga penyebab terjadinya gempa bumi yang dikutip dari buku Empat Bencana Geologi yang Paling Mematikan yang ditulis oleh Kartono Tjandra 2017 29.Gempa tektonik dikenal sebagai gempa dislokasi yang terjadi akibat retakan atau patahan kulit bumi secara tiba-tiba. Energi batuan yang dilepas tiba-tiba akibat lepasnya tegangan tension pada kulit bumi dapat menimbulkan gelombang energi yang merambat melintasi lapisan-lapisan kulit dua jenis gelombang yang dibedakan berdasarkan arah menjalarnya, yaitu gelombang yang menjalar di permukaan tanah dengan kecepatan lambat surface wave dan gelombang yang menjalar ke segala arah dan paling merusak rolling wave.Gempa vulkanik dikenal sebagai gempa gunung api yang terjadi akibat adanya tekanan magma dalam tubuh gunung api. Gempa ini dapat terjadi saat, sebelum, atau sesudah terjadinya letusan. Kekuatan gempa vulkanik memang umumnya rendah, tetapi dapat memicu terjadinya bencana tanah Gempa runtuhan/longsoranGempa runtuhan atau longsoran terjadi akibat runtuhan atau tanah longsor yang bervolume besar. Kekuatan gempa runtuhan/longsoran umumnya kecil dan hanya dapat dirasakan di sekitar lokasi kejadian. Namun, ada beberapa gempa runtuhan yang juga dapat dirasakan hingga ribuan kilometer. Salah satu gempa runtuhan yang terkenal dahsyat adalah gempa runtuhan di Mantaro River, Peru pada 25 April 1974. Gempa ini terjadi akibat tanah longsor dengan volume sebesar 1,6 km jatuh hingga mencapai 7 ketika penyebab tersebut, adapun gempa yang disebabkan oleh jatuhnya meteorit ke permukaan bumi yang digolongkan sebagai gempa artifisial. Gempa ini cukup jarang terjadi. Semoga informasi ini bermanfaat! CHL
MenentukanFrekuensi Gelombang Gempa Bumi, Frekuensi gelombang gempa bumi dapat dinyatakan dengan rumus berikut f = v/ λ. f = 6000/400. f = 15 Hz. Jadi, frekuensi gelombang gempa bumi adalah 15 Hz. 19). Contoh Soal Pembahasan: Rumus Menghitung Cepat Rambat Gelombang Air Laut, Gelombang laut dalam waktu 20 detik dapat menempuh jarak 100 meter.
Petrovich9/Getty Images/iStockphoto Ilustrasi lubang hitam. - Mencari cara untuk menghancurkan bumi? Para ilmuwan mungkin telah menemukan caranya, dengan memanfaatkan benda-benda kosmis yang jauh bahkan mungkin di luar jangkauan planet. Para peneliti meyakini hal tersebut dapat menghancurkan bumi. Lantas bagaimanakah cara kerjanya? Peneliti menjelaskan bahwa bumi dapat hancur karena lubang hitam. Lubang hitam dapat terbentuk dengan melibatkan gelombang gravitasi yang bertabrakan. Baca Juga Potala, Istana 'Di Atas Awan' yang Sempat Menjadi Rumah Dalai Lama Gelombang gravitasi adalah riak di ruang angkasa yang dihasilkan oleh gangguan atau gerakan benda-benda kosmik besar. Gelombang gravitasi biasanya berbentuk bulat dan bergerak ke luar. Namun, gelombang gravitasi juga dapat digerakkan oleh pesawat, sehingga dapat bergerak maju seperti gelombang pasang. Jenis gelombang gravitasi ini dihasilkan ketika benda atau partikel bergerak dengan kecepatan cahaya. Ketika dua gelombang gravitasi yang digerakkan pesawat saling bertabrakan, maka akan terbentuk singularitas. Singularitas tersebut diketahui mirip seperti yang ditemukan pada inti lubang hitam. Memang terdengar tidak menyenangkan, namun hal tersebut bukanlah sebuah masalah karena singularitas biasanya menghilang dengan cepat. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bagaimana tabrakan gelombang gravitasi bisa menimbulkan malapetaka bagi planet ini. Fisikawan Frans Pretorius dan William E. East menghitung efek tabrakan antara satu titik dari gelombang gravitasi bulat dan gelombang gravitasi yang digerakkan oleh pesawat. Baca Juga Limbah Plastik di Laut Menjadi Tempat Berkembangnya Spesies Invasif Peneliti kemudian menyimpulkan, jika memiliki cukup energi, maka ruang-waktu bisa menyelimuti singularitas dan menciptakan lubang hitam di sekitarnya. Pada akhirnya, energi yang kuat dari gelombang ini pun akan terserap. Tidak ada satupun benda dan cara yang dapat menghasilkan cukup energi yang diperlukan untuk membentuk lubang hitam dari gelombang gravitasi. Namun, jika hal tersebut terjadi dan cukup dekat dengan Bumi, maka kehancuran pasti akan terjadi. Gelombang gravitasi yang cukup kuat untuk menciptakan lubang hitam pasti akan melenyapkan semua jejak kehidupan yanf berada di dekatnya. "Anda tidak ingin berada di dekatnya, dan jika itu akan meregangkan Bumi sejauh ribuan kilometer dan semuanya akan hancur," kata Vitor Cardoso, astrofisikawan dari University of Lisbon. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Gempa bumi tumbukan.

Gelombang panas tengah melanda dua kutub bumi secara hampir bersamaan. Kejadian ini membuat temperatur kawasan Antarktika di belahan bumi selatan dan Arktik di utara masing-masing mencapai 47°C dan 30°C lebih tinggi dibandingkan keadaan normal. Fenomena ini amat ganjil. Apalagi, kawasan Antarktika tengah memasuki musim dingin yang gelap lantaran bumi memasuki fase equinox – ketika matahari berada di atas garis khatulistiwa. Kawasan Arktik pun baru beranjak sebentar dari musim dinginnya. Apakah kejadian di kedua kutub tersebut saling berhubungan? Kita belum tahu, kemungkinan besar kebetulan semata. Yang pasti, sistem cuaca di Antarktika dan Arktik berhubungan erat dengan kawasan terdekatnya, bahkan terkadang sampai daerah tropis. Lalu, apakah perubahan iklim menjadi biang keladinya? Bisa jadi. Meski masih terlalu dini untuk dipastikan, kita tahu bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan intensitas gelombang panas sampai ke kawasan kutub. Laju pemanasan di kawasan tersebut juga lebih cepat dibandingkan rata-rata global. Karena itu, mari kita uraikan apa saja penyebab anomali ekstrem di masing-masing kutub, serta bagaimana dampaknya pada kehidupan satwa di dalamnya seperti penguin ataupun beruang kutub. Pada waktu seperti ini, anak penguin Adélie sedang meninggalkan sarang untuk berburu di laut sendirian. Shutterstock Apa yang terjadi di Antarktika? Gelombang panas di Antarktika dipicu oleh aliran udara bertekanan tinggi dan bergerak lambat di belahan tenggara Australia. Aliran tersebut membawa begitu banyak udara hangat nan lembab ke dalam Antarktika. Hal ini ditambah lagi dengan adanya aliran udara bertekanan rendah dengan intensitas tinggi di sebelah timur kawasan tersebut. Aliran ini membuat pemanasan kian parah karena tebalnya tutupan awan di dataran es Antarktika sehingga panas terperangkap di permukaan. Awan badai baru-baru ini di Antarktika Timur. Barry Becker, Author provided Padahal, musim gugur masih tersisa di Antarktika. Artinya, temperatur di dalam kawasan tersebut saat ini semestinya tidak bisa melelehkan gletser ataupun tutupan es. Walau begitu, bukan berarti suhu setempat tidak bisa naik secara mendadak. Misalnya, kawasan Vostok yang berada di tengah-tengah dataran es mencatatkan temperatur tertinggi sebesar Angka tersebut 15°C lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya sekitar Stasiun penelitian cuaca Italia-Perancis, Concordia, yang berada di dataran tinggi Antarktika, juga tengah mengalami temperatur yang lebih tinggi 40°C dari kondisi rata-rata pada bulan Maret. Anomali suhu udara di Antartika pada ketinggian 2m di atas permukaan tanah, 18 Maret 2022. Di pesisir Antarktika, hujan juga turun. Padahal, kejadian tersebut bukanlah fenomena reguler di Kutub Selatan. Hujan ini utamanya disebabkan oleh aliran atmosferik yang sangat sempit dan membawa uap air dari lautan yang hangat. Aliran yang kerap ditemukan di tepian sistem udara bertekanan rendah ini dapat membawa begitu banyak air hingga radius yang sangat luas. Skala penyebarannya bisa mencapai sebesar benua. Meski jarang terjadi, aliran atmosferik ini – yang juga meluapkan salju lebat – dapat mempertebal lapisan es di Antarktika. Sayangnya, ketika temperatur permukaan Antarktika naik sedikit dari titik 0°C, aliran ini tidak akan menurunkan salju, melainkan air. Pada 14 Maret silam, stasiun penelitian Australian Casey Station mencatat temperatur maksimum sebesar -1,9°C. Temperatur terus menanjak hingga ke sebesar 5,6°C pada dua hari berikutnya. Ini adalah gelombang panas edisi kedua di Casey Station dalam dua tahun terakhir. Pada Februari 2020, Casey mencatat temperatur 9,2°C, diikuti oleh level tertinggi yang mengagetkan, sebesar 18,3°C di Semenanjung Antarktika. Read more Anatomy of a heatwave how Antarctica recorded a day last month Bagaimana dampaknya pada kehidupan di Antarktika? Penguin Adelie, pengnghuni kawasan pesisir Antarktika baru saja menyelesaikan siklus perkembangbiakannya. Untungnya, anak-anak penguin jenis ini sudah turun ke laut untuk mulai berburu makanan sendiri, sehingga mereka tak terimbas gelombang panas. Hujan mungkin bakal berdampak pada kehidupan tanaman setempat, seperti lumut. Pasalnya, lumut Kutub Selatan ini tengah berada dalam fase pengeringan untuk persiapan musim dingin. Kami juga belum mengetahui apakah dampak ini cukup merusak lumut, setidaknya sampai kami mengunjunginya pada musim panas tahun ini. Salju di hamparan lumut di luar stasiun penelitian Casey, 21 Maret 2022. Chris Gallagher Bagaimana dengan Arktik? Kawasan Arktik juga mengalami pola cuaca serupa. Aliran udara bertekanan rendah dengan intensitas tinggi terbentuk di sebelah utara kawasan pesisir timur Amerika Serikat AS. Aliran atmosferik juga terbentuk dan bersinggungan dengan aliran udara bertekanan tinggi yang ada di dekatnya. Fenomena di atas menjadi saluran sempit udara hangat yang mengalir menuju kawasan Arktik. Kawasan Svalbald di sebelah utara Norwegia, mencatat rekor suhu tertinggi sebesar 3,9°C. Peneliti AS menyebut aliran udara bertekanan rendah sebagai bom siklon. Pasalnya, aliran ini sangat cepat membentuk ledakan-ledakan badai, hingga akhirnya disebut sebagai “bombogenesis”. Anomali suhu udara Arktik pada 2 meter di atas permukaan tanah pada 17 Maret 2022. Kondisi es laut lapisan es yang menutupi laut pada musim dingin tahun ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sementara di darat, intensitas hujan tahun ini di seluruh kawasan Greenland sudah memecahkan rekor. Jika kondisi hangat menyebabkan es laut meleleh lebih dini, maka dampak buruknya bisa berimbas ke hewan setempat. Misalnya, bagi beruang kutub, es laut adalah lokasi yang penting untuk berburu anjing laut ataupun melakukan perjalanan jarak jauh. Lapisan es Kutub Utara yang meleleh lebih dini berdampak serius bagi beruang kutub. Shutterstock Jangan lupa bahwa kawasan Arktik juga dihuni manusia, termasuk masyarakat asli setempat. Kehilangan es laut akan mengganggu kegiatan perburuan maupun aktivitas tradisional mereka. Bom siklon juga menyebabkan cuaca lebih ganas di belahan bumi utara yang lebih banyak dihuni mahluk hidup. Misalnya, di sebelah utara Norwegia, bunga-bunga bersemi tiga pekan lebih awal karena anomali cuaca menghangatkan temperatur setempat. Pertanda untuk masa depan Pemodelan menunjukkan, dalam skala luas, fenomena cuaca dan iklim akan menjadi lebih bervariasi. Artinya, gelombang panas ini bisa jadi salah satu tanda yang bisa terjadi lagi di masa depan akibat perubahan iklim. Kawasan Arktik mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan belahan dunia lainnya. Pasalnya, es laut yang mencair menimbulkan lautan yang lebih luas di sekitarnya. Lalu, lantaran warnanya yang lebih gelap, lautan menyerap lebih banyak panas ketimbang memantulkannya. Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim IPCC menaksir es laut Arktik terus meleleh. Bahkan, kawasan ini bisa mengalami kondisi musim panas bebas es laut pada dekade 2050-an. Masa depan Antarktika pun nyaris seperti pinang dibelah dua. IPCC melaporkan pemanasan global sekitar 2 - 3°C pada abad ini akan menghilangkan mayoritas tutupan es di Antarktika Barat. Upaya penurunan emisi global ke titik nol yang dilakukan dengan cepat mudah-mudahan akan membantu kita lolos dari dampak terburuk perubahan iklim.

511: TUHAN berfirman, "Aku akan mendatangkan kebinasaan ke atas Babel, ke atas seluruh negeri orang Kasdim. 51:2: Para penampi akan datang untuk menampi mereka dan menghancurkan negeri itu.
Keberadaan gelombang gravitasi mula-mula diprediksi oleh Albert Einstein 100 tahun lalu. Inilah tantangan besar bagi para ilmuwan untuk membuktikannya. Bukti pertama eksistensi gelombang gravitasi baru ditemukan tahun 2015 di bumi. Tepatnya di instalasi Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory LIGO sebuah proyek penelitian internasional yang bermarkas di Amerika Serikat. Instalasi ini memiliki dua detektor atau antena yang terpisah jarak kilometer, satu di Washington dan yang lainnya di negara bagian Gravitasi Ungkap Rahasia SemestaTo view this video please enable JavaScript, and consider upgrading to a web browser that supports HTML5 video Gelombang gravitasi tercipta jika dua lubang hitam bertabrakan di luar angkasa. Jika para ilmuwan berhasil membuktikan eksistensi gelombang ini, diharapkan banyak rahasia alam semesta bisa terkuak dan lebih dipahami. Temuan yang dilacak LIGO merupakan fenomena yang terjadi di lokasi sejauh 1,3 hingga 3 milyar tahun cahaya dari bumi. Pelacakan akan rambah Antariksa Selain detektor di bumi, kini badan antarika Eropa - ESA menyiapkan pelacakan dengan wahana laboratorium luar angkasa. Diharapkan dengan sistem pelacakan di antariksa, hasil pembuktian eksistensi gelombang gravitasi akan makin akurat. eLISA singkatan dari Evolved Laser Interfermetry Space Antenna, oleh ESA disebut proyek LISA. Inti dari sistem tersebut adalah tiga satelit yang masing-masingva terpisah jarak 2,5 juta kilometer. Ketiga satelit terkoneksi lewat pancaran laser, yang bisa mengukur jarak sangat akurat. Jika ada gelombang gravitasi melintas di jalur koneksi laser, maka pengukuran jarak antara satelit akan berubah. Detektor di masing-masing satelit akan merekam secara akurat pola dari gelombang gravitasi ini. Dengan proyek Eropa yang akan diluncurkan 2034 itu, para ilmuwan mengharap akan makin banyak misteri jagat raya yang akan terkuak. Fabian Schmidt as/vlz

Gelombangpanas ekstrem yang biasanya terjadi sekali dalam 50 tahun kini diperkirakan bakal melanda sekali setiap dekade. Kesimpulan ini tercantum dalam laporan iklim PBB yang dirilis, Senin (9/8).

Home Fenomena Alam Minggu, 17 Oktober 2021 - 1936 WIBloading... Semburan energi gelombang radio tampaknya berasal dari magnetar atau bintang dengan medan magnet yang sangat kuat. FOTO/ IST A A A CALIFORNIA - Sinyal tak jelas akibat ledakan gelombang radio dan intens terdeteksi dari pusat Galaksi Bima Sakti. Hal ini rupanya membuat para astronom ketar-ketir, pasalnya gelombang magnet tersebut melebihi energi dilansir dari Unilad, Minggu 17/11/2021, astronom menyebutnya sebagai semburan radio cepat FRB dan berlangsung hanya sepersekian detik serta 100 juta kali lebih kuat dari matahari. Namun, ledakan ini tidak diketahui dari mana asalnya. Baca Juga Hal tersebut menjadi ledakan gelombang radio tercepat di Galaksi Bima Saksi untuk pertama kalinya. Para peneliti kesulitan melacaknya karena ledakan tersebut sangat pendek dan berasal dari energi gelombang radio tampaknya berasal dari magnetar atau bintang dengan medan magnet yang sangat kuat. Peneliti menilai ledakan itu terlihat sama seperti FRB lain yang lebih jauh di luar Galaksi Bima Sakti. "Ada misteri besar tentang apa yang menghasilkan energi luar biasa ini," kata pemimpin tim analisis tentang FRB, Kiyoshi Masui, sebagaimana dikutip dari ini sudah dideteksi sejak 12 Oktober 2021. Kemudian banyak ilmuwan mengaitkannya dengan magnetar yang diduga sebagai penyebab terjadinya ledakan besar itu. Para peneliti mengujinya dengan menempatkan asal semburan di bagian sekecil mungkin di ini pertama kalinya dilakukan untuk membuktikan adanya keterkaitan antara FRB dengan magnetar. Setidaknya dapat menjadi petunjuk tentang asal mula FRB selama ini."Kami menghitung bahwa ledakan kuat yang datang dari galaksi lain tidak akan dapat dibedakan dari beberapa semburan radio cepat, jadi ini benar-benar memberi bobot pada teori yang menyatakan bahwa magnetar bisa menjadi penyebab FRB," kata rekan penulis penelitian, Pragya benar FRB berasal dari magnetar, masih banyak misteri yang tersisa. Para astronom perlu mencari tahu bagaimana mekanisme yang memungkinkan magnetar memberi energi begitu besar pada FRB. wbs sains sains dan alquran ruang angkasa asteroid gelombang panas Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 jam yang lalu 9 jam yang lalu 10 jam yang lalu 10 jam yang lalu 12 jam yang lalu 13 jam yang lalu
KOMPASNASA/JPL/USGS. Planet Mars akan jadi tumpuan manusia saat Bumi tak mampu lagi menopang kehidupan di atasnya. Dalam sepekan, dua wahana Bumi telah berhasil mengorbit Mars, yaitu Al Amal milik Uni Emirat Arab yang mencapai orbit Mars pada 9 Februari 2021 dan Tianwen-1 milik China yang mengorbit Mars pada10 Februari 2021.
loading...Gelombang suara yang dihasilkan oleh gemuruh gempa bawah laut memberikan cara baru untuk mempelajari bagaimana perubahan iklim menghangatkan lautan. Foto/Ist JAKARTA - Gelombang suara yang bergerak ribuan kilometer melalui lautan diketahui dapat membantu para ilmuwan memantau perubahan iklim . Ini adalah kabar baik. Baca juga Pandemi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Ancaman Terhadap Kesehatan Manusia Saat emisi gas rumah kaca menghangatkan Bumi, ternyata lautan menyerap panas tersebut dalam jumlah besar. Untuk memantau perubahan tersebut, armada global yang terdiri dari sekitar perangkat yang disebut pelampung Argo sedang mengumpulkan data suhu dari meter bagian atas lautan. Tetapi pengumpulan data itu hanya sedikit di beberapa wilayah, termasuk wilayah laut yang lebih dalam dan wilayah di bawah es itu, Wenbo Wu, seismolog di Caltech, dan rekannya memunculkan kembali ide yang sudah berusia puluhan tahun. Yakni, menggunakan kecepatan suara di air laut untuk memperkirakan suhu laut. Dalam studi baru, laman Science menyebutkan, tim Wu mengembangkan dan menguji cara menggunakan gelombang suara yang dihasilkan gempa yang melintasi Samudera Hindia Timur untuk memperkirakan perubahan suhu di perairan tersebut dari tahun 2005-2016. Membandingkan data tersebut dengan informasi serupa dari Argo dan model komputer menunjukkan hasil baru yang cocok. Temuan itu menunjukkan bahwa teknik tersebut, yang dijuluki termometri laut seismik, menjanjikan untuk melacak dampak perubahan iklim pada wilayah laut yang kurang dipelajari dengan suara dibawa melalui air oleh getaran molekul air, dan pada suhu yang lebih tinggi, molekul tersebut bergetar dengan lebih mudah. Akibatnya, gelombang bergerak sedikit lebih cepat saat air lebih hangat. Namun perubahan itu sangat kecil sehingga agar dapat diukur para peneliti perlu melacak gelombang dalam jarak yang sangat gelombang suara dapat menempuh jarak yang sangat jauh melalui lautan, berkat fenomena aneh yang dikenal sebagai SOFAR Channel, singkatan dari Sound Fixing and Ranging. "Dibentuk oleh lapisan salinitas dan suhu yang berbeda di dalam air, saluran SOFAR adalah lapisan horizontal yang bertindak sebagai pemandu gelombang, memandu gelombang suara dengan cara yang sama seperti serat optik memandu gelombang cahaya," kata Wu. Gelombang memantul bolak-balik terhadap batas atas dan bawah saluran, tetapi dapat terus berlanjut, hampir tidak berubah, selama puluhan ribu kilometer. Baca juga Banyak yang Ingin Juventus Mati, Tapi Kami Tetap Hidup Pada 1979, ahli kelautan fisik Walter Munk, yang saat itu berada di Scripps Institution of Oceanography di La Jolla, California, dan Carl Wunsch -sekarang profesor emeritus di MIT dan Universitas Harvard- datang dengan rencana untuk menggunakan sifat-sifat laut ini untuk mengukur air suhu dari permukaan ke dasar laut. Teknik itu mereka sebut "tomografi akustik samudra". Mereka akan mengirimkan sinyal suara melalui SOFAR Channel dan mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang untuk sampai ke penerima yang terletak kilometer jauhnya. Dengan cara ini, para peneliti berharap dapat menyusun database global suhu lautan. FoJrS30.
  • nvgf67fcxl.pages.dev/409
  • nvgf67fcxl.pages.dev/312
  • nvgf67fcxl.pages.dev/151
  • nvgf67fcxl.pages.dev/482
  • nvgf67fcxl.pages.dev/387
  • nvgf67fcxl.pages.dev/583
  • nvgf67fcxl.pages.dev/290
  • nvgf67fcxl.pages.dev/477
  • gelombang lawatan menyerbu bumi